PERAN MAHASISWA DAERAH UNTUK WARISAN BUDAYA DAN PARIWISATA DAERAH
STUDI KASUS
PERAN FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA BANJARMASIN (FKMB) DI MALANG
MEMPROMOSIKAN EKSOTISME DAN MENJAGA EKOSISTEM KALIMANTAN SELATAN
DARI SUNGAI KE LAUT
PERAN FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA BANJARMASIN (FKMB) DI MALANG
MEMPROMOSIKAN EKSOTISME DAN MENJAGA EKOSISTEM KALIMANTAN SELATAN
DARI SUNGAI KE LAUT
Seringkali
kita selalu mengkritik kinerja pemerintah dalam berbagai aspek kehidupan yang
dirasakan kurang berkembang atau gagal. Tidak terkecuali dalam menjaga
kelestarian lingkungan dan warisan kebudayaan baik berupa nilai dan materil,
hampir tiap kali kita menyalahkan pemerintah yang dinilai kurang mempedulikan
keberadaan “permata” tersebut. Padahal
banyak hal positif yang lebih bisa dilakukan daripada mencaci, yaitu tindakan
sederhana namun memiliki dampak besar untuk semua lapisan masyarakat. Seperti program
kerja Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin (FKMB) domisili Malang dalam
mempromosikan eksotisme dan menjaga ekosistem banua kelahiran, Kalimantan
Selatan lebih khusus dalam lingkup dari sungai hingga kelautan. Kalimantan
Selatan memiliki “permata” yang tidak hanya dikonotasikan sebagai tempat
penambangan intan-permata tersebut, tetapi juga dalam arti tempat-tempat
berpotensi untuk pariwisata.
Warisan budaya dan Pariwisata di Kalimantan Selatan
Contoh
yang fenomenal adalah warisan budaya, Pasar Terapung (Floating Market). Terdapat dua jenis Pasar Terapung yang ada di
Banjarmasin, yaitu Pasar Terapung Lok
Baintan dan Pasar Terapung Sungai Martapura. Keduanya memiliki perbedaan
dan persamaan, Pasar Terapung Lok Baintan merupakan warisan leluhur budaya dari
kehidupan suku Banjar yang berorientasi hidup disekitar sungai. Terletak di
Jalan Muara Kuin, perjalanan menggunakan perahu dan melewati ratusan ratusan
perahu atau klotok. Para
wisatawan seringkali juga mengunjungi
Pulau Kembang, dimana terdapat puluhan monyet dan hutan bakau yang rimbun.
Namun sayangnya, terdapat banyak monyet terlatih yang diperintahkan untuk
mencuri barang wisatawan. Sungguh sangat disayangkan. Pasar Terapung satunya,
merupakan pasar buatan yang terletak di Sungai Martapura depan Masjid Raya
Sabilal Muhtadin. Alasan dibentuknya pasar terapung ini dikarenakan pasar
terapung Lok Baintan sudah mulai jarang didatangi oleh wisatawan. Selain itu
harga barang dagangan bisa melonjak 2-3 kali lipat. Belum lagi permasalahan
polusi, dimana terdapat polusi udara dari banyaknya kapal tongkang dan polusi
lingkungan dari banyaknya sampah hasil masyarakat perumahan sekitar sungai.
Hal
yang hampir serupa terjadi di tempat pariwisata bawah laut Pantai Angsana, yang
terletak di Kabupaten Tanah Bumbu. Keistimewaan tempat ini adalah terdapat
empat belas spot snorkeling yang memiliki keindahan serupa Bunaken. Seperti
yang dikatakan Eko Prio Raharjo Shandy, S.Pi sebagai Penyuluh Bidang Kelautan
dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, bahwa karakteristik terumbu karang
di Angsana memiliki keunikan tersendiri dengan polyp karang yang berkuantitas
tinggi. Selain itu biota laut seperti lobster menjadi keutamaan dari tempat
ini. Namun sayangnya Pantai Angsana sekarang dihadapkan dengan beberapa permasalahan
yang mengganggu kualitas wisata dan kuantitas wisatawan yang berkunjung ke
bunaken-nya Kalimatan Selatan.
Perlu
juga kita ketahui bersama bahwa Pantai Angsana ini masih cenderung perawan,
walaupun dalam waktu dua tahun terkahir terjadi signifikansi dari jumlah
pengunjung dengan tujuan wisata. Hal ini berdampak pada pengelolaan kebersihan
sekitar pantai yang tidak terawat karena perhatian pemerintah pun masih minim
dalam konservasi kelautan. Dan juga perlu diketahui dalam waktu dua tahun
terakhir mulai bermunculan resort yang
dimiliki oleh investor asing, informasi masyarakat sekitar investor juga
merupakan pemilik dari kebun kelapa sawit sekitar yang luasnya ratusan hektar.
Wadah
lain yang mugkin masih belum dikenal publik terkait pariwisata kelautan di
Kalimantan Selatan adalah Pantai Sumber Gelap. Dimana terdapat penangkaran
penyu alami yang menjadi pemasukan utama masyarkat sekitar. Pantai Sumber Gelap
lokasinya terletak di Kabupaten Kotabaru, dan kondisinya akses informasi baik
itu radio, televisim dan internet lumayan susah untuk didapatkan. Selain itu
akses transportasi ke tempat wisata ini masih sangat minim dan sulit, karena
harus menggunakan kapal selama 5 jam untuk menyeberangi laut dan 3 jam melewati
darat.
Kontribusi Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin (FKMB)
Forum
Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin tidak hanya perkumpulan biasa dari
mahasiswa-mahasiswa perantauan, karena dari organisasi ini yang berlandaskan
semangat kekeluargaan dan nilai kearifan lokal suku Banjar, status sebagai
anggota dan mahasiswa dituntut untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan
tempat kelahiran yaitu Kalimantan Selatan.
Melalui rapat terstruktur dan program kerja Obrolan
Yang Inspiratif (OYI) rutin dari divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang),
peserta yang berhadir dituntut kritis dan solutif untuk mengidentifikasi
permasalahan di Kalimantan Selatan. Penjelasan sebelumnya terkait warisan
budaya dan pariwisata di Kalimantan Selatan merupakan hasil kontemplasi serta
kolaborasi dari anggota Forda FKMB dan Forda Mahasiswa Kabupaten/kota lain asal
Kalimantan Selatan yang berdomisili di Malang. Kesimpulan yang dapat ditarik
sebagai benang merah dari problematika di atas adalah perlunya proses
restrukturisasi habit masyarakat
lokal dan revitalisasi peran lembaga non-pemerintah untuk menjaga kelestarian
warisan budaya serta pariwisata tersebut. Untuk
itu Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin mengorganisir beberapa program yang
kiranya dapat menjawab permasalahan tersebut.
Untuk
mengawal proses restrukturisasi habit
masyarakat, FKMB melaksanakan program bersih-bersih sekitar sungai mengajak masyarakat yang berhadir di Pasar
Terapung. Hal ini sangat rasional dilaksanakan karena bertepatan dengan Car
Free Day sehingga lebih banyak yang berpartisipasi dan jalan sekitaran sungai
sangat lapang. Selain itu juga terdapat pembagian brosur untuk menjaga
kebersihan dan bahasa Inggris yang sering digunakan dalam proses tawar menawar
harga barang untuk memudahkan penjual dan wisata asing berkomunikasi. Pepatah
“Kota seribu satu sungai” untuk Banjarmasin khususnya dan Kalimantan Selatan,
bukan sekedar istilah belaka. Karena itu merupaka suatu konstruksi dari pola
kehidupan suku Banjar yang berorientasi dan memenuhi kebutuhan hidupnya di
sekitar sungai, oleh karena itu patut dijaga bersama-sama pula.
Program
utama lainnya yang dilaksanakan FKMB adalah promosi dan publikasi. Bekerjasama
dengan twitter @visitKalsesl, akun @FKMB_Malang bahu membahu mengenalkan para tweeps pada lokasi wisata seperti Pantai
Sumber Gelap, Pantai Angsana, dan Pasar Terapung.Program ini dilaksanakan
secara berkala tiap minggunya dan tentunya juga tidak hanya memanfaatkan
jejaring seperti facebook atau blog dari FKMB, tetapi juga akun milik
mahasiswa forum daerah kota/kabupaten Kalimantan Selatan yang lainnya.
Hasil
dari Obrolan Yang Inspiratif (OYI) tidak hanya tentang mengidentifikasi
permasalahan, tetapi juga merumuskan rekomendasi kepada para stakeholders terkait khususnya
pemerintah kota/kabupaten dan provinsi. Karya
dari diskusi bulanan tersebut dibantu publikasinya melalui Banjarmasin Post
sebagai media partner program-program FKMB. Adapun beberapa rekomendasi
seringkali mengarah pada penyediaan jalur transportasi yang nyaman dan aman.
Ditambah lagi fasilitas-fasilitas umum yang menunjang masyarakat lokal dalam menjaga
kelestarian warisan budaya dan pariwisata kelautan di lokasi wisata.
Pada
dasarnya, semangat kontributif yang menjadi prinsip FKMB adalah “kayuh baimbai, gawi sabumi, haram manyarah,
sampai manuntung.” Yang bermakna dayung bersama untuk kerjasama dan
kolaborasi, kerjakan sebumi untuk kinerja yang luwes dan menyeluruh, haram
manyarah untuk pantang menyerah, serta sampai manuntung yang berarti hingga
tercapainya tujuan. Jargon tersebut menjadi pengisi jiwa disetiap kali
pelaksanaan program kerja kepengurusan FKMB yang kontributif, dengan harapa
dapat membawa hasil serta nilai positif bagi kehidupan masyarakat. Dan
tentunya, bagi pelestarian warisan budaya dan pariwisata kelautan di Kalimantan
Selatan.
Thanks to @visitkalsel, @bpborneo, Mas Eko DPC IPKANI (Gempita), Bpost, etc.
Dan tentunya SANAK FKMB TERCINTA. "Demi Banjarmasin Tercinta" :D
Dan tentunya SANAK FKMB TERCINTA. "Demi Banjarmasin Tercinta" :D
0 Komentar