MALANG - Mahasiswa dari berbagai daerah menampilkan potensi budayanya dalam ajang Festial Kampung Budaya 2013 (Traditional Festival of Brawijaya) yang digelar Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB), kemarin (15/11/2013) . Sedikitnya 20 forum daerah (Forda) yang berpartisipasi dalam kegiatan perdana EM yang dihelat di Gazebo Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 

Suasana Hiruk Pikuk di stand FKMB

Salah satu Forda yang terlihat meramaikan stand tersebut adalah Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin Malang. Di stand mereka terdapat berbagai kerajinan khas Banjarmasin, salah satunya kain khas Air Guci. Air guci merupakan kain manik-manik yang menjadi latar acara adat banjar atau sering pula dipakai saat kegiatan pernikahan,” ungkap Hardian, salah satu mahasiswa Banjar.

Air guci memiliki sulaman yang rumit dan indah, di abad 18, hanya keluarga raja dan para bangsawan yang bisa memakai kain air guci. Namun kini, banyak kegiatan-kegaiatn adat menggunakan kain air guci karena keelokan yang menarik pandangan. Perbedaan kain guci koleksi kerajaan dengan kain guci yang dijual kepada warga terletak pada hiasannya. Jaman dahulu sulaman kain dihias dengan perak atau batu mulia. Sedangkan sekarang hanya memakai manik-manik biasa.
Nanang (Hardian) lagi mempromosikan kuliner dan pin produksi FKMB
Kain air guci dan pakaian adat kesultanan banjar baik yang dipakai oleh Nanang dan Galuh dipinjamkan oleh  orang tua dari anggota FKMB Malang yang memiliki usaha tata rias dan hias pengantin di Banjarmasin (MUDAH SALON, Jalan Veteran Gang 8 RT 27 No.52, Banjarmasin). Kami harap Pemerintah Kota Banjarmasin dapat menyediakan dana untuk forda agar dapat memiliki sendiri berbagai perangkat adat Banjarmasin yang berguna untuk acara-acara kebudayaan seperti ini kedepannya”, ungkap Fuad, Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin di Malang.

Mahasiswa Banjar kemarin juga menampilkan sejumlah kuliner khas mereka, seperti bingka,  amplang, dan roti pisang. Mahasiswa terlihat antusias memanggang roti pisang dan dijual panas-panas. Istimewanya lagi, dalam sesi unjuk bakat, mereka menampilkan Pentas Madihin. Tradisi balasan syair pantun khas Banjarmasin. Segala kuliner dan properti yang kami tampilkan dan sediakan berasal dari dana patungan anggota FKMB Malang, sedangkan untuk dekorasi stand kami ambil dari dana pague forda.” bebernya.

Selain Forda Banjarmasin, yang tak kalah heboh adalah Forda Sulawesi Selatan. Di sana ada aneka kuliner seperti Coto Makasar, Jalang Kote dan Gogos yang dijual untuk pengunjung. ”Kami sangat antusias menyambut acara ini, karena disinilah kesempatan bagi kami untuk menampilkan budaya daerah, kata M Naruseito asal Sulawesi Selatan. Menurutnya acara budaya daerah ini sangat penting ditengah makin maraknya anak muda yang gemar dengan budaya barat. Sehingga kebudayaan Indonesia tetap lestari karena anak mudanya tak melupakan budayanya sendiri.

Acara Festival Kampung Budaya Universitas Brawijaya ini merupakan agenda perdana yang akan menjadi acara tahunan, janji Presiden EM UB. Karena mampu memberikan fasilitas untuk forda-forda beradu kesenian dan budaya lewat hal-hal yang positif, selain satu sama lain mempromosikan forum daerahnya. 20 forda yang mengikuti kegiatan kampong budaya ini terdiri dari : Pamekasan, Jember, Banten, Bogor, Gorontalo, Madiun, Banyuwangi, Riau, Sumatra Selatan, Nganjuk, Aceh, Pati, Makassar, Banjarmasin, Jambi, Lampung, Kebumen, Malinau, Minang dan Forsimaga.

Penampilan MadihinShow dan Tari BatangHari - Fashion Show Icon Nanang-Galuh


Alhasil, kegiatan yang diisi 3 agenda besar yaitu Penampilan, Stand Bazar, dan Icon Forda menghasilkan juara-juara favorit dari para pengujung. Pada puncak penutupan tepat pukul 9 malam, diumumkan para pemenang. Untuk Penampilan, Forda Aceh menuai antusiasme terbanyak dengan Tari Saman yang memukau para penonton dan tak hentinya berdecak kagum. Untuk Stand Bazar dimenagnkan oleh forda Sumatera Selatan dengan hiasan Jembatan Ampera, sedangkan FKMB Malang hanya mampu menduduki peringkat ke4. Sementara untuk Icon Terfavorit, Banten berhasil meraih peringkat pertama, disusul FKMB Malang dengan icon Nanang-Galuh diperingkat ke 3.
Nanang-Galuh Banjar, Pangeran Kesultanan, Buhan Pemadihinan,Bartman-Bartgirl (Traditional and Modern Banjar Culture)

Harapannya, dikemudian hari akan ada dukungan dari stakeholders di Banjarmasin ataupun Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan agar dapat meningkatkan promosi budaya Banjar yang dibawa oleh kawan-kawan mahasiswa di kota perantauan.
 “Amun kada bubuhan kita, Siapa lagi yang begarak? Gasan Banua Sorang Jua.


Delegasi FKMB (Buhan Banjar)

Nanang-Galuh Banjar bersama Icon Karnaval Jember

Photographer (Billy) Narsis! thanks to Mamah Billy (MUDAH SALON, Jalan Veteran Gang 8 RT 27 No.52, Banjarmasin)

Dokumentasi Penuh dapat disimak di:
https://www.facebook.com/groups/fkmbmalang/photos/